Selasa, 24 April 2018

Nilai Rupiah Terhadap Dolar Melemah, Sentuh Rp 14 Ribu

SHARE
Jember, MotimNews. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar menyentuh Rp 14 ribu. Namun Bank Indonesia menyampaikan, kondisi tersebut bukan karena kondisi ekonomi dalam negeri yang melemah, namun karena adanya perang ekonomi global antara Amerika Serikat dengan Cina.

“Tekanan terhadap rupiah ini dikarenakan dampak ekonomi global,” ujar Deputi Bank Indonesia Dodi Budi Waluyo usai Sertijab Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Senin (23/4).

Dirinya menjelaskan, hal ini berkaitan dengan isu perkembangan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Dimana ekonomi dunia ini memang membaik lebih cepat dibandingkan dugaan awal.

“Amerika dan China tumbuh pesat diluar analis manapun. Pertumbuhan hingga 3 persen dan inflasi 2 persen,” jelasnya. Dengan kondisi demikian, lanjutnya, semua negara mengalami aliran modal yang diluar untuk kembali ke pusatnya di Amerika. 

Hal ini diperparah dengan perang dagang antara Amerika yang kemudian dibalas oleh China sehingga menekan ke ekonomi Negara lainnya, termasuk Indonesia. Bahkan, sejumlah negara lain pun juga mengalami hal yang sama. 

Padahal, secara ekonomi domestik, sedang cukup bagus. “Inflasi sedang bagus-bagusnya. Testimoni investor asing sangat baik. Investment grade kita sedang naik. Banyak positif di Indonesia,” jelasnya.

 Sehingga sebenarnya tidak ada yang salah atau melemah dalam kondisi ekonomi yang terjadi di Indonesia. Semua karena  memang tekanan global yang tinggi.

“Semuanya terkena dampak ini. Kita tidak kemudian pesimis, karena jauh lebih kuat dibandingkan tahun 97-98,” jelasnya. Oleh karena itu, pihaknya meminta semua pihak termasuk masyarakat tidak overreacted dengan kejadian ini. Apalagi, kemudian sampai membeli dolar di luar kebutuhan karena akan semakin sulit untuk mempertahankan nilai rupiah. 

“Semua termasuk BI sedang main lepas dan tarik dengan sangat hati-hati,” terangnya. Yang jelas BI sebagai bank sentral sedang berupaya menangani moneter tersebut. Yang terpenting, adalah masyarakat tetap tenang dengan kondisi tekanan ekonomi yang terjadi di dunia global.

Upaya yang dilakukan BI untuk kestabilan rupiah ini, diakui Dodi, pihaknya meyakinkan jika BI akan ada di pasar. “Karena level rupiah mekanisme pasar yang menentukan. Maka akan jaga rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” jelasnya. Karena memang tidak ada level yang ditetapkan oleh bank sentral, mekanismenya adalah pasar secara penuh. Sehingga tidak akan sampai ada kejatuhan yang tidak diinginkan.

Pihaknya akan terus lakukan intervensi di pasar diantaranya menjual dolar dan juga membeli surat utang Negara. “Kalau masalah sentiment dan konfiden, akan jelaskan ke pasar untuk ekspektasi, proyeksi dan resiko kedepannya,” terangnya. Terutama meyakinkan pasar bahwa tidak akan terkena isu di masa depan.

Pasalnya, jika sentiment buruk yang terjadi, maka kedepannya juga akan menyulitkan pihaknya dan pemerintah. “Juga ada perbaikan tentu salah satunya meningkatkan ekspor. Jika ekspor baik akan meningkatkan devisa,” terangnya. Tentu ini membutuhkan kerja bersama dari seluruh pihak yang ada di Indonesia. (sp)

SHARE

Author: verified_user

0 komentar: