Bondowoso, Motim. Puluhan peserta dari Organisasi Masyarakat (Ormas) serta LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) mengikuti acara penyuluhan masyarakat dengan tema
'Sosialisasi Pemberdayaan Ormas'. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh
Pemerintah kabupaten Bondowoso, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Bakebangpol) di Pendopo Bupati Bondowoso, Selasa (7/8) kemarin.
Namun, ketika acara masih berjalan, puluhan peserta memilih
buyar dari acara itu.
Menurut Sumitro Hadi, dari LSM FPM (Forum Peduli Masyarakat)
dan mewakili LAKI (Laskar Anti Korupsi Indonesia) mengatakan, isi dalam acara
itu hanyalah sindiran-sindiran belaka.
“Pejabat yang baik seharusnya bisa merangkul semuanya. Etika
pejabat itu, bagi saya juga sangat kurang baik. Kami datang kesini karena
memenuhi undangan,” katanya.
Ia juga mengaku, selama tahun 2013 menjadi pengurus di LSM,
baru kali ini mengikuti acara penyuluhan masyarakat dan sosialisasi terhadap
Ormas dan LSM. “Kepala
Bakesbangpol memberi tanggapan dari pertanyaan
teman-teman sangat bias. Jika ada permasalahan oknum lembaga atau
pribadi seharusnya dipanggil guna mendapatkan wawasan untuk diarahkan yang
lebih baik. Jangan dibantai dalam forum seperti ini,” pungkasnya.
Sementara itu,
Achmat Prajitno, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol)
mengatakan, bahwa LSM itu hanya punya fikiran minta duit. Seharusnya, lembaga
tersebut harus menguasai organisasinya terlebih dahulu.
“LSM itu sama
dengan Ormas. Sementara Ormas itu di bentuk oleh masyarakat yang jumlahnya
minimal tiga orang atau lebih itu sangat baik,” ungkapnya.
Lanjut
Prajitno, sapaan akrabnya menjelaskan, maka LSM di AD/ART (Anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga) semua pengurus harus jelas dan dicantumkan secara
keseluruhan. Kemudian tupoksi (Tugas pokok dan fungsinya) di LSM itu apa juga
harus tahu.
“Kalau
bernaung di yayasan, maka harus mengikuti aturan undang-undang nomor 6 tahun
2001 tentang yayasan,” pungkasnya.(cw3)
0 komentar: