Bondowoso, Motim. Dugaan pungutan liar (Pungli) oleh oknum pegawai Puskesmas
Nangkaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, terkait surat keterangan sehat
(SKS), ternyata warga masih dimintai uang.
Alasan petugas
Puskesmas meminta sejumlah uang karena beda Puskesmas.
Menurut Muhdar, orang tua EW (14) warga desa Koncer Kidul,
Kecamatan Tenggarang membenarkan jika pengurusan SKS di Puskesmas Nangkaan,
kelurahan Nangkaan kecamatan kota ia dimintai uang. Ia mengurus SKS, untuk
kepentingan dan persyaratan anaknya mengikuti lomba.
Saat dirinya bertemu dengan dua petugas Puskesmas Nangkaan,
kedua SKS dari anak dan ponakannya yakni EW (14) dan EAB (9) dengan jelas
meminta sejumlah uang.
“Saya tadi meminta dua SKS untuk persyaratan anak dan ponakan
saya mengikuti lomba di luar daerah. Namun pegawai itu meminta uang untuk
membayar administrasi, dengan alasan karena berbeda wilayah,” kata, Rabu (8/8).
Muhdar menjelaskan, uang yang diminta oleh petugas itu
sebesar Rp 40 ribu untuk dua lembar SKS. Selain itu, alasan wilayah daftar kartu
Indonesia Sehat (KIS) masuk daerah kecamatan Tenggarang. Kalau daftar KIS di
Puskesmas Tenggarang, jelasnya minta SKS di Tenggarang, bukan di Puskesmas
Nangkaan.
"Dikatakan oleh petugas itu, kalau daftar KIS nya di
Puskesmas Tenggarang Insya Allah tidak bayar Pak. Karena minta SKS di Puskesmas
Nangkaan, maka dikenai uang per satu SKS Rp 20 ribu dan dua SKS Rp 40 ribu,”
pungkasnya.
Sementara H. Muhammad Imron, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Bondowoso saat dikonfirmasi mengatakan, jika anak masuk daftar KIS untuk
meminta SKS itu gratis. Tidak ada aturan yang membedakan wilayah KIS itu.
“Apalagi anak tersebut memiliki KIS dan selama masih penduduk
Bondowoso SKS itu gratis. Meminta SKS di Puskesmas mana saja,” ungkap Imron
singkat.(Roy)
0 komentar: