Sidoarjo, MotimNews. Minimnya anggaran pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tambak Rejo Kecamatan Waru, Sidoarjo, menjadi hambatan serta membatasi jangkauan pelayanan sampah di wilayah desa setempat. Saat ini, TPST tersebut hanya bisa mengangkut sampah recidu maksimal empat rit perhari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Jabon. Keterbatasan pelayanan ini, berkaitan erat dengan ketersediaan armada truk pengangkut sampah yang dimiliki oleh TPST Desa Tambak Rejo.
Ketua pengelola TPST Desa Tambak Rejo, Fathur Rozi mengatakan, saat ini pihaknya masih memiliki dua kendaraan truk engkel yang biasa digunakan sebagai armada untuk mengangkut sampah recidu ke lokasi TPA di Kecamatan Jabon. Dua kendaraan truk engkel pengangkut sampah tersebut dapat menghasilkan empat rit dalam sehari.
“Idealnya, kami membutuhkan tambahan 2 unit truk lagi," ujar Fathur Rozi.
Karena itu, Fathur Rozi berharap, kekurangan armada pengangkut sampah di TPST yang saat ini dipimpinnya itu mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Selain berharap perhatian dari Pemkab Sidoarjo, ia juga mengharapkan partisipasi masyarakat setempat untuk sadar menangani sampah sejak dari lingkungan masing-masing.
“Ya, jangkauan kami memang masih sangat terbatas. Tapi bukan berarti tidak akan kami sentuh. Melalui pendekatan partisipatif, kami akan menilai mana yang sudah melakukan aksi riil. Saya berharap agar Pemkab Sidoarjo, khususnya DLHK Sidoarjo memperhatikan keluhan kami ini mas," ujarnya.
Selain itu, Fathur Rozi juga menerangkan, jika dengan upaya swadaya masyarakat setempat, saat ini sudah memiliki tungku tempat pembakaran sampah. Ia juga mendorong keterlibatan pemerintahan desa (Pemdes) dalam membentuk aturan-aturan khusus yang berkaitan dengan penanganan sampah.
“Dengan mengaktifkan kembali tempat-tempat pemilahan dan pengolahan sampah di masing-masing RT yang kami kelola bersama warga,” terangnya.
Untuk mengatasi bau tak sedap yang ditimbulkan sampah, Fathur Rozi menargetkan, di tahun 2018 ini akan membuat formula yang berbahan dari kotoran sapi, biyang, daun ketepeng, daun lamtoro dan ikan busuk yang dicampur menjadi satu. Tak hanya itu, ia juga akan mendatangkan tanaman bambu dari Jakarta.
"Bahan formula yang sudah dijadikan satu, airnya akan disemprotkan ke sumber bau," pungkasnya. ( zai/jum)
0 komentar: