Rabu, 08 Agustus 2018

Dilanda Kekeringan, Warga Pasrepan Antre Air Bersih

SHARE

Pasuruan.Memo Timur. Ibu-ibu warga Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, terlihat antre menunggu giliran mengambil bantuan air bersih akibat kekeringan yang melanda. Warga saling berebut saat melihat truk pengangkut air bersih yang dikirimkan Pemkab Pasuruan datang, Selasa  (7/8/2018) sore. Mereka  menyodorkan jeriken-jeriken yang dibawa dari rumahnya.

Seperti diketahui, warga disini, memang kesulitan air bersih di saat musim kemarau. Mereka rela antre dan berdiri berjam-jam untuk mendapatkan jatah air bersih.

Atok, salah satu tokoh masyarakat menjelaskan, ada beberapa pihak yang mengirimkan pasokan air bersih.
 Ada dari  Pemkab Pasuruan dan ada dari pihak swasta, atau dari pondok pesantren (ponpes) yang peduli dengan masyarakat di sini.

 "Tapi tetap saja, meski sudah dipasok tetap kurang. Air ini kan kebutuhan pokok, semuanya harus ada air, mulai masak, mencuci, mandi, dan sebagainya," jelas Atok

 Ia menjelaskan, pasokan itu tidak cukup meski sehari bisa sampai dua atau bahkan sampai empat truk tangki air datang.

"Permintaannya karena sangat tinggi. Setiap hari orang pakai air. Jadi setiap hari harus ada air Nah, kadang tidak ada pasokan air yang datang ke sini. Jadi, kami disini harus menghemat dan mengatur penggunaan air," terangnya.

 Faisol warga setempat menerangkan, dalam sehari, minimal warga menggunakan 4-6 jeriken. Padahal, setiap kali bantuan datang, warga hanya bisa mendapatkan 3-4 jeriken.

"Itu kami tidak bisa dapat lebih. Karena dibagi rata. Tidak boleh serakah. Jadi harus sama-sama. Nah, nanti kalau semuanya sudah rata, baru yang mau nunggu dan ada sisa , bisa dapat air lagi. Tapi, ada air sisa itu sangat jarang sekali," ucapnya.

Kesulitan air saat kemarau ini sudah dialaminya sejak bertahun-tahun. Bahkan, sejak kecil, ia sudah merasakan kesulitan air saat musim kemarau.
Faisol menyampaikan, dulu masih ada sumber mata air. Nah, sumber mata air ini, masih bisa digunakan dan diandalkan saat musim kemarau.

"Namun, kondisinya sekarang sudah rusak dan tidak bisa keluar air. Kalau dulu , susah air, kami biasanya cari air di sumber mata air. Paling persoalannya hanya jarak. Pasti jaraknya jauh dan kami harus menempuhnya jalan kaki. Kalau sekarang sumber tidak ada, dan kami tidak bisa apa-apa," ungkapnya. ( nam /sik )

SHARE

Author: verified_user

0 komentar: