Jember,MotimNews
Plt Sekda, Drs. H. Karna Suswandi, MM menutup secara resmi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengawasan Jasa Konstruksi yang dilaksanakan selama lima hari di Aula Dinas PUPR, Jumat (27/4) kemarin. Diklat yang bekerjasama dengan Balai Jasa Konstruksi Kementerian PUPR di Surabaya, BPKP, dan Inspektorat dalam rangka meningkatkan kapasitas para pengawas jasa konstruksi yang ada di Bondowoso.
Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan bahwa berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan konstruksi baik pada tahapan proses maupun pasca pembangunannya, sangat dititik beratkan dengan profesionalisme semua pihak yang terkait di dalamnya. Pun demikian dengan partisipasi aktif pengawas lapangan selaku perpanjangan tangan pemerintah dalam mengawal proses pembangunan infrastruktur.
“Setelah pelaksanaan diklat ini diharapkan bisa meningkatkan kapasitasnya sehingga kualitas proyek untuk tahun ini dan selanjutnya terus lebih baik. Pengawas pun harus fokus pada pekerjaannya. Pengawas juga harus turun ke lapangan untuk mengecek setiap proyek yang dilaksanakan,” ujarnya.
Sekda juga meminta pengawas tidak banyak bicara, melainkan banyak mendengar dengan dua telinga, banyak melihat dengan dua mata, mengecek dengan dua tangan, dan datang ke lokasi proyek dengan dua kaki. Sehingga pengawas bisa melihat secara menyeluruh masalah yang terjadi di lapangan dan harus bekerja secara maksimal karena kita semua abdi masyarakat.
“Pengawas harus benar-benar berfungsi sebagaimana tugasnya, setidaknya tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian Negara itu, sedini mungkin dapat diantisipasi. Selain itu, kualitas konstruksi di Bondowoso harus lebih baik karena kita semua abdi masyarakat yang diberi amanah untuk itu,” tambahnya.
Sekda juga mengingatkan agar seluruh pengawas lapangan dalam bekerja harus selalu menegakkan asas profesionalisme. Salah satu diantaranya adalah dalam bekerja, seluruh pengawas harus mengutamakan kualitas fisik dan mutu pekerjaan. Ini katanya menjadi faktor penting karena harus setimpal antara anggaran yang dikeluarkan untuk pembiayaan pembangunan dengan kualitas maupun mutu pekerjaan fisik yang dihasilkan.
“Inti dari pekerjaan infrastruktur ini adalah mengahasilkan bangunan yang berkualitas terutama pada fisiknya. Saya harap tidak ada yang main-main dengan pekerjaan di lapangan, dan pengawas lapangan punya tanggung jawab untuk mengawal proses pembangunan fisik tersebut,” tegasnya.
Selain itu, Sekda juga meminta agar pengawas teliti dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Ketelitian pun harus juga dibarengi dengan ketegasan mengambil tindakan.
Bila menemukan ada beberapa langkah yang keliru dalam proses pengerjaan oleh pihak rekanan, maka hasil pengawasan dan evaluasi tersebut harus ditindak lanjuti. Bila perlu untuk mengantisipasi agar kekeliruan-kekeliruan tidak terjadi lagi, maka harus disampaikan sesesuai dengan mekanisme yang mengatur dan harus tegas penyampaiannya.
“Sikap profesionalisme lainnya yang harus dijaga para pengawas dalam aktifitasnya juga menyangkut tentang kedisiplinan. Bagaimana niat ingin berbuat baik dalam tugas namun tidak dibarengi dengan kedisiplina, ini tentunya tidak berbanding lurus antara keinginan dan harapan. Kedisiplinan juga terkait dengan keaktifan pengawas saat melakukan tugasnya di lapanga. Jangan sampai pengawas justru jarang dan malas turun ke lapangan,” pesannya.
Kegiatan diklat yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bondowoso ini tidak hanya dilaksanakan di ruang kelas namun juga ada jadwal kunjungan ke lapangan serta ada pula seminar. Pemateri Diklat berasal dari Balai Jasa Konstruksi Kementerian PUPR di Surabaya, Badan Diklat Provinsi Jawa Timur dan Inspektorat Bondowoso.
“Saya berharap kepada ratusan peserta Diklat ini untuk menjadi pengelola pembangunan PUPR yang handal dan berkompeten, berwawasan luas serta harus mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam mendukung sasaran pembangunan di Bondowoso,” pungkasnya. (roy)
0 komentar: