Selasa, 10 April 2018

Kadinkes Berharap Pengidap HIV/AIDS Ambil Obat di Puskesmas

SHARE
Bondowoso, MotimNews. Dinas Kesehatan Bondowoso dalam upaya mengantisipasi penanggulangan penyakit menular masih terkendala oleh minimnya anggaran. Semakin lama, banyak ditemukannnya penyakit HIV/Aids atau penyakit yang tersembunyi yang dinilai lebih berbahaya dari jenis penyakit lainnya yang nampak secara fisik.  

Dokter H. Muhammd Imron, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso mengatakan, tim penanggulangan HIV/Aids harus melakukan langkah-langkah upaya lebih cepat. Seperti melakukan pencegahan, penyuluhan dan bentuk kampanye sosialisasi terkait penanggulangan HIV/Aids tersebut sehingga tingkat penyebarannya bisa diminimalisir.

Menurutnya, minimnya anggaran untuk mengantisipasi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular sebanyak Rp. 490 juta yang terdiri dari DB, TBC dan HIV/Aids menjadi faktor utama. Untuk menekan angka penderita HIV/Aids, langkah-langkah antisipatif mulai dari penyuluhan lebih tepat digunakan. 

Sementara kepada mereka yang sudah terkena maka harus dilakukan langkah rehabilitasi dan pengobatan. Sosialisasi ke desa-desa yang dilakukan oleh Puskesmas ke sasaran dan kelompok di wilayah kerja masing-masing, dana tersebut tidak ada di Dinkes. 

“Dana anggaran untuk sosialisasi dan penanggulangannya di Puskesmas itu sudah ada. Tinggal bagaimana tiap Puskesmas membuat perencanaan kegiatan dan setelah selesai SPJ-nya di klaim ke Dinkes, yang selanjutnya di verifikasi untuk mencairkan anggarannya,” kata Imron. 

Lebih tegas Imron mengatakan, anggaran itu ada dua yang melekat di Puskesmas dan Dinkes, termasuk sosialisasi dan perjalanan dinasnya. 

Karena kenyataannya jumlah pengidap HIV/Aids memang menghawatirkan. Selain itu, perlu adanya singkronisasi antara jumlah data Yapikma dengan Dinkes Bondowoso. 

“Jumlah data pengidap HIV/Aids yang masuk ke Dinkes dari seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit. Sedangkan data Yapikma mendapatkan dari hasil deteksi turun kelapangan dan kita tidak akan mempermasalahkan data itu. Karena menurut saya data itu sama-sama benar,” jelasnya.

Lebih lanjut Imron, cara penanggulangan HIV/AIDS tidak ada kata lain dan harus lebih intensif memberikan edukasi dan penyuluhan sosialisasi tentang bagaimana HIV/AIDS itu menular.

“Ketika sudah dinyatakan positif sebagai penderita HIV masih belum AIDS, maka harus dijaga kondisinya agar tetap bugar dan tetap kontrol untuk berobat secara rutin. Paling penting penderita tetap menjaga supaya tidak menular kepada pasangannya,” jelasnya. 

Agar ini tidak terjadi tentunya harus melibatkan banyak masyarakat terutama pada keluarga dan masyarakat sekitar untuk tidak mengisolir dan tidak mengucilkan. Stigma masyarakat yang masih belum bisa menerima itu harus edukasi melalui Puskesmas, tokoh agama dan Pemerintahan Desa.

Angka pengidap HIV/AIDS semakin meningkat dikarenakan kurangnya kesadaran pola prilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat. Karena sampai saat ini faktor penularannya salah satunya dari hubungan seksual.

“Kita tidak akan tertular, jika kita tidak melakukan seks bebas. Atau tidak menggunkan jarum suntik untuk mengkomsumsi narkoba dan tatto. Kita kan tidak tahu jarum yang dipakai itu bersih atau tidak,” jelasnya.(cw3)

SHARE

Author: verified_user

0 komentar: